wood

30. Wednesday

Bersih-bersih Sebelum Ramadhan

Alhamdulillah, Ramadhan sudah di depan mata. Sebagai muslim, tentulah kita merasa bahagia akhirnya bulan penuh barokah ini datang lagi menemui kita. Bersyukur sekali kita masih diberikan kesempatan oleh Allah untuk beramal sebanyak-banyaknya di bulan mulia ini. Tahun ini sepertinya juga situasi sudah agak lebih membaik dibandingkan tahun lalu. Semoga terus membaik dan normal kembali dan kita semua dapat maksimal beribadah. Aamiin yaa Allah.

Setelah hujan debu sahara selama sepekan, kami melakukan bersih-bersih total. Aku teringat kalimat dari Ummu Ikhsan saat kajian di Medan. Dia mengatakan jika mau bersih-bersih total atau renovasi rumah, sebaiknya sebelum Ramadhan, jangan di akhir Ramadhan. Jadi saat Ramadhan kita lebih fokus untuk beribadah dan di akhir Ramadhan kita fokus untuk mengejar Lailatul Qadr. Selain membersihkan tempat tinggal, tentunya jangan lupa untuk membersihkan hati dan meluruskan niat. Begitulah wejangan beliau.

Hari itu cuaca cerah dan langit kembali berwarna biru. Gerombolan bunga krokus muncul di kebun menemani Snowdrops. Pagi hari mereka menutup diri. Menjelang siang dan matahari meninggi, mereka pun bermekaran menunggu lebah-lebah datang. Melihat bunga yang bermekaran, rasanya hati ini juga ikut berbunga. Maa syaa Allah.

Kebanyakan bunga masih menutup diri di pagi hari.

Suami membersihkan seluruh jendela dan area-area yang paling parah ditutupi debu sahara. Aku mengurusi hal yang lebih detail (padahal malas membersihkan jendela. Hihi). Aku mencuci selimut dan handuk. Udara yang tidak terlalu dingin dan lembab membuatku tidak tahan untuk kembali menjemur cucian di luar lagi. Setelah berbulan-bulan menggunakan pengering cucian di musim dingin, atau menjemur di dalam ruangan untuk pakaian yang tidak bisa memakai pengering, rasanya sangat rindu akan bau segar cucian yang dijemur di bawah sinar matahari. Setelah membersihkan tali jemuran yang dilapisi debu dengan kain basah, aku menjemur cucian dan berhati-hati agar tidak menginjak bunga-bunga.

Jemuran bersih, bunga-bunga dan sinar matahari. Hal sederhana yang membuat bahagia.

Setelah urusan bersih-bersih debu selesai, kami pergi berbelanja sedikit sayuran dan buah di pasar tradisional. Alhamdulillah pilihan di pasar sudah semakin banyak. Tidak hanya sayur dan buah sekarang juga ada bunga segar khas musim semi seperti tulip dan daffodil. Pulang berbelanja kami singgah sebentar di tepi sungai untuk melihat bebek dan angsa yang sibuk mondar-mandir mencari makan.

Singgah sejenak melihat angsa.

Saat suami melanjutkan merapikan rumah, aku mencuci sayur dan buah serta merapikan lemari es. Setelah Ashar kami berencana makan siang (yang sedikit terlambat) di kebun. Ini sepertinya budaya di negara empat musim. Makan di luar rumah setiap hari cerah dan tidak dingin. Kalau di Indonesia tentu saja bisa setiap hari. Aku menyiapkan kentang rebus dan paprika yang akan kami panggang lagi di luar nanti.

Menjelang sore, aku mengangkat cucian yang sudah kering agar tidak terkena bau panggangan makanan nanti. Rumah sudah bersih dan rapi, cucian segar yang terkena hangat matahari, membuat lelah hari ini terbayar. Setelahnya tinggal menyiapkan buku dan jurnal Ramadhan. Jika semuanya sudah bersih dan rapi, tinggal satu pertanyaan lagi. Bagaimana dengan hati ini?