wood

28. Monday

Debu Sahara

Pekan lalu suami membawa pasokan kayu untuk persediaan musim dingin tahun depan. Sejak aku tinggal di sini, kami menggunakan oven lagi untuk penghangat karena penghangat utama tidak mempan buatku. Persediaan kayu di pekarangan sudah menipis jadi dia memutuskan untuk mengisinya sekarang walaupun masih musim semi. Balok-balok kayu yang sudah dipotong pun bertumpuk di kebun, meminta untuk disusun rapi di dalam bilik kayu.

Pagi hari saat berkeliling kebun, aku merasa ingin menyusun balok-balok kayu itu supaya kebun cepat rapi kembali. Suami masih bekerja, menunggunya selesai berarti hari sudah akan gelap. Jadi aku memutuskan untuk menyusun kayu-kayu itu sendiri. Ternyata menyusun kayu-kayu ini sangat menyenangkan, seperti bermain puzzle. Satu per satu balok kayu aku susun dan susunannya harus pas agar tumpukan balok kayu tersebut tidak tumbang.

Belum selesai aku menyusun kayu di bilik, aku merasa ada yang aneh. Sepertinya langit semakin menguning dan aku mulai bersin-bersin. Aku tidak menyadari apa yang terjadi tetapi aku tetap menyusun balok kayu perlahan-lahan. Sampai suamiku yang sedang istirahat sejenak dari waktu kerjanya datang menghampiriku. Ia berterima kasih karena aku membantunya menyusun kayu itu dan mengatakan bahwa langit semakin menguning karena debu sahara dibawa angin kemari. Dia memintaku untuk berhenti dan masuk ke rumah. Tetapi aku bilang aku menyukai “permainan menyusun puzzle ini“.

Lima menit aku menyusun kayu lagi, aku merasakan hal yang aneh. Seperti perasaan lelah dan mengantuk. Langit juga semakin kuning memerah. Akhirnya aku mengikuti kata suami, masuk ke dalam rumah. Dari jendela paling atas kulihat kota menjadi berwarna orange. Kadang-kadang aku suka memakai mode warna hangat untuk fotoku, tetapi kali ini hasil fotoku berwarna orange sendiri tanpa mode itu.

Aku pun membaca tentang debu sahara ini. Ternyata debu sahara yang berasal dari Afrika Utara ini dibawa oleh angin selatan dan menyebabkan badai debu di Aljazair dan Maroko. Debu ini melintasi laut Mediterania kemudian sampailah ke Eropa. Diperkirakan debu ini akan terus berada di udara hingga sepekan. Subhanallah.

Jadilah pekan lalu aku habiskan di rumah saja. Keinginan untuk merapikan kebun pun kami tunda. Selain membaca buku dan menulis, aku memasukkan lavender dari musim panas tahun lalu ke dalam kantong-kantong kecil. Kantong kecil berisi lavender ini akan kuselipkan di lemari pakaian dan laci. Sambil mengisi kantong lavender aku melihat ke jendela yang sudah ditutupi lapisan debu sahara. Selama pekan berdebu ini, tidak ada pemandangan yang bisa dilihat dari dalam rumah.