wood

28. Monday

Mekarnya Anggrek

Saat di Medan dulu aku memiliki beberapa pot anggrek yang jarang berbunga. Banyak sekali tips yang aku ikuti baik dari membaca ataupun bertanya, tetapi jarang berhasil. Tetangga depan rumahku adalah penggemar anggrek juga. Bu Ida namanya. Anggreknya beraneka warna dan bisa dibilang selalu berbunga. Halaman depan rumahnya selalu dihiasi anggrek yang bermekaran, membuatku semakin penasaran apa hal salah yang kulakukan dalam merawat anggrekku sehingga mereka tidak mau berbunga. Hampir-hampir aku akan memberikan semua anggrekku pada Bu Ida.

Hingga pada suatu hari aku mengunjungi rumah kakak sepupuku yang bernama Yati. Maa syaa Allah. Halaman depan rumahnya benar-benar dipenuhi bunga anggrek. Anggrek-anggrek ungu dan putih menutupi dinding rumah dan pagarnya. Tentulah sepupuku itu kuberondong juga dengan pertanyaan seputar perawatan anggrek. Kak Yati menjawab dengan sangat singkat dan padat. “Jangan sering siram anggreknya.“ Aku memaksanya memberikan penjelasan lebih. “Iya, pokoknya jangan sering siram anggreknya. Siramlah sekitar seminggu sekali bahkan terkadang sepuluh hari sekali. Siram akarnya saja. Anggrek itu sebenarnya tidak butuh perawatan banyak. Yang penting tempatnya cukup terang tetapi tidak terkena matahari secara langsung.“ Bagian tentang anggrek tidak boleh terkena matahari secara langsung aku sudah mengetahuinya. Itu masuk akal karena habitat aslinya di hutan. Tetapi soal menyiramnya jarang-jarang, aku baru mengetahuinya kali ini. Bisa dibilang aku cukup sering memberikan air pada anggrek-anggrekku. Entah itu dengan disiram atau disemprot dengan air. Pantas saja anggrekku tidak mau berbunga.

Berbekal pengetahuan baru dari kk Yati, aku bersemangat untuk memelihara anggrekku yang hampir saja kuhibahkan ke orang. Aku menyiramnya seminggu sekali, terkadang dua minggu sekali di musim panas. Walaupun di Medan sering panas terik tetapi kelembapannya cukup tinggi. Di saat musim hujan aku bahkan menyiram anggrekku hampir tiga minggu dan sebulan sekali. Alhamdulillah. Beberapa bulan kemudian anggrekku berbunga lagi. Sekali mekar, bunga anggrek tahan hingga beberapa bulan.

Di Jerman, saat baru datang, mertuaku memberikanku dua pot anggrek. Kedua anggrek itu sudah tiga kali berbunga selama bersamaku. Berbeda dengan di Indonesia dimana anggrek bisa diletakkan di luar, di Jerman anggrek harus ditempatkan di dalam ruangan karena di luar udaranya terlalu dingin dan kering untuk anggrek.

Anggrek pertama yang kuterima (Maret 2020)
Anggrek yang mekar untuk ketiga kalinya (Februari 2022)

Salah satu anggrek yang mulai berbunga bulan Agustus tahun lalu, masih mekar sampai sekarang. Berarti sudah enam bulan anggrek itu mekar. Aku tidak mengetahui jenis apa anggrek itu, labelnya sudah kubuang. Anggrek ini menyebar keharuman ke ruangan. Tempat ideal dirumahku untuk anggrek ini adalah di dapur dan di kamar mandi. Pernah sekali kuletakkan dikamarku, kuntum bunga yang belum mekar langsung kuning dan rusak karena udaranya terlalu kering dan kurang lembab.

Setelah bunganya rontok semua, kita harus memotong batang bunga tersebut agar muncul bunga baru. Aku punya beberapa tips berdasarkan pengalamanku merawat anggrek. Jika ingin anggreknya berbunga banyak, maka jangan memotong batangnya terlalu ke bawah. Saat menyiram jangan terkena daun dan bunganya (jika sedang berbunga). Air hujan lebih bagus, sesekali bisa disiram dengan air cucian beras. Jika anggrek berada di pot, pastikan ada lubangnya agar air tidak menggenang dan membuat akar anggrek busuk. Dan yang paling penting, seperti kata kakak sepupuku, jangan sering siram anggreknya.

Suamiku juga kuperingatkan untuk tidak menyiram anggrek jika ia sedang menyirami tanaman di dalam rumah. “Sudah lama sekali anggreknya tidak disiram. Apa kamu yakin?“ ia memastikan. “Kamu mau menyiksa anggrekmu ya? Dia kekurangan air. Anggrekmu terlihat menyedihkan“ candanya. Ada kalanya di masa habis berbunga dan menanti bunga selanjutnya, anggrekku memang terlihat menyedihkan tetapi bunganya selalu datang lagi. Alhamdulillah. Aku jadi memetik pelajaran juga dari anggrek-anggrekku.

Di dunia yang penuh dengan kekurangan dan kesedihan, mekarlah dengan caramu sendiri.