wood

27. Saturday

Musim Semi Datang Lagi

Maa syaa Allah. Tidak terasa sudah tanggal 14 Rajab. Beberapa hari terakhir kami selalu terbangun tengah malam karena bulan bersinar terang sekali, cahayanya menerobos masuk jendela kaca dan menimpa wajah kami. Karena tidak bisa tidur lagi, aku pun menulis tulisan ini.

Sudah setengah Rajab terlewati dan tak lama lagi Ramadhan tiba, in syaa Allah. Ya, waktu berlalu dengan sangat cepat. Baru akhir pekan kemarin kami bermain seluncuran di bukit salju tiba-tiba kemarin saat aku ke kebun sudah muncul tanda-tanda musim semi. Di halaman yang beberapa hari lalu beku sekarang sudah ada makhluk-makhluk mungil berwarna-warni. Burung-burung pipit mulai bernyanyi setelah salju terakhir mencair. Musim semi datang lagi.

Makhluk mungil beraneka warna muncul lagi.

Antara sedih dan gembira. Agak sedih karena musim dingin dengan segala barokahnya berakhir, yang berarti malam semakin singkat dan siang semakin panjang. Tapi juga gembira mengingat musim semi datang membawa suasana ceria walaupun itu berarti durasi puasa di bulan Ramadhan nanti akan panjang. Gelapnya musim dingin sudah digantikan dengan langit cerah musim semi.

Bunga-bunga tidak sabar untuk unjuk diri. Setiap hari aku ke kebun, setiap hari juga bunga-bunga bertambah. Schneeglöckchen atau snowdrop dalam bahasa Inggris, Märzenbecher atau snowflake dan bunga krokus beraneka warna. Lebah-lebah kembali sibuk di antara bunga-bunga mungil itu. Kantung nektar mereka tampak berat dan penuh.

Musim semi artinya mulai menanami kebun lagi. Kami sudah mulai merencanakan apa-apa saja yang akan ditanam. Walaupun siang hari suhu sudah cukup hangat, di malam hari masih cukup dingin untuk tanaman. Mungkin di awal Maret nanti baru bisa mulai benar-benar berkebun.

Sementara itu lockdown masih terus diperpanjang sampai akhir Maret. Rencana ke Medan belum bisa diputuskan kapan. Entah kapan situasi di luar sana membaik kembali. Saat ini harapan terbesar adalah kita semua sehat sampai menjalani Ramadhan nanti. Beberapa orang yang tahun kemarin masih menjalani Ramadhan bersama-sama, tahun ini sudah tidak ada. Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menjalani Ramadhan sebaik-baiknya karena belum tentu kita bertemu dengan Ramadhan selanjutnya. Dimulai dengan memanfaatkan bulan Rajab yang sudah tersisa setengah saja ini.

Hmm, kubaca ulang lagi tulisanku sudah seperti naskah pidato saja. Sebaiknya kuakhiri saja dan kembali tidur. Sinar bulan masih menyoroti kamar tidur kami dengan cahaya putih. Bedanya kali ini di luar tak ada lagi pantulan dari hamparan salju. Musim semi sudah menggantikan musim dingin. Ya, musim semi sudah datang lagi.🌸🌸🌸