wood

23. Thursday

Ramadhan dan Idul Fitri di Jerman

Tidak ada yang menyangka bahwa Ramadhan tahun ini begitu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bukan hanya bagiku tapi bagi seluruh umat muslim di dunia. Ya, pandemi corona menyebabkan banyak sekali perubahan yang tidak disangka-sangka. Mesjid-mesjid tutup, bahkan umroh ditiadakan. La hawla wa laa quwwata illa billah.

Bagiku sendiri, Ramadhan tahun ini juga berat. Selain jauh dari keluarga, juga harus menyesuaikan diri dengan lama nya berpuasa di Jerman. Qadarullah Ramadhan ini jatuh pada musim panas. Matahari yang terbit pada pukul tiga pagi dan terbenam sekitar pukul sembilan malam membuat puasa di Jerman menjadi sangat lama. Suhu, durasi puasa dan kebingunganku mengatur waktu tidur bahkan membuatku masuk rumah sakit. Ya, kayaknya tubuhku shock dengan semua yang terjadi secara tiba-tiba.

Seperti daerah lain yang terkena lockdown, tempat ibadah termasuk mesjid di sini juga tutup. Makin menjadi-jadilah kesedihanku. Harapan akan bertemu dengan komunitas muslim di kota yang kutinggali sekarang terpaksa ditunda. Ramadhan tahun ini benar-benar full di rumah.

Di balik semua yang terjadi, sebagai muslim yang baik tentu lah kita harus mengambil hikmah dari setiap kejadian. Karena kami di rumah terus, hafalan suami juga meningkat. Alhamdulillah. Dia sudah bisa menghafal ayat-ayat yang cukup panjang. Bahkan karena kami sering mendengarkan murottal, beberapa ayat Al-Baqarah dia juga sudah hafal. Maha Besar Allah yang membuat bahasa Arab, bahasanya Al-QurĂ¡n, mudah dihafal.

Ramadhan kali ini walaupun berat, tetapi tetap terasa singkat. Sedih sekali rasanya tau-tau sudah di penghujung bulan mulia itu. Ya Allah, pertemukanlah kami kembali dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin. Sedih, sesak rasanya. Tidak ada sholat Ied Fitri di lapangan, tidak bisa mudik, tidak bisa bersilaturahim. Hari pertama Idul Fitri kuhabiskan dengan ngobrol bersama keluarga lewat telefon dan video call.

Lebaran tanpa lontong Medan

Hidangan lebaran kami berupa nasi kuning dan rendang permintaan suami. Wahhh.. Baru kali ini aku merayakan Idul Fitri tanpa lontong. Huhu.

Begitulah cerita singkat Ramadhan ini. Ramadhan yang tidak akan pernah kita lupakan