wood

21. Wednesday

Pekan Pertama Ramadhan

Cuaca di Jerman masih belum stabil. Masih berganti-ganti antara salju, cerah, mendung, berangin dan hujan air. Matahari kadang muncul kadang tidak. Ketika matahari muncul, aku langsung pergi ke luar. Tidak pernah kusangka akan merindukan matahari sebegininya.

Cerah dan salju bergantian di bulan April.

Kalau cerahnya sebentar, biasanya aku hanya duduk-duduk di kebun. Berjemur sedikit sambil melihat bunga-bunga. Snowdrop dan snowflake sudah tidak ada lagi, berganti dengan bunga-bunga yang lain. Dengan bantuan buku, aku berusaha mengindentifikasi nama dan jenis bunga-bunga itu.

Namun jika cerahnya cukup lama, setelah Ashar aku berjalan-jalan sebentar ke sungai. Seperti biasa, mengunjungi angsa-angsa dan bebek serta melihat bunga apa saja yang sudah mekar disekitarnya. Bunga windflower sudah banyak di sana. Mereka akan bertahan sampai daun-daun pepohonan rimbun, yang berarti mereka tidak mendapat sinar matahari lagi, lalu tidur kembali dan datang lagi musim semi tahun depan. Saat aku mendekati sungai, ada angsa yang mendekat dan berharap diberi makanan sepertinya. Sayangnya aku tidak membawa apa-apa.

Suasana di sekitar sungai.

Kira-kira satu jam di sungai baru aku kembali ke rumah dan mempersiapkan hidangan berbuka. Huah, betapa aku merindukan bazar kuliner Ramadhan di Medan. Kue-kue tradisional, segala jenis mie dengan bumbu pecal, sate kerang, kolak, serabi dan sebagainya. Di sini kalau malas masak dan mau beli yang ada hanya makanan Turki dan Arab seperti baklava, kebab, samosa dan lainnya. Tidak ada makanan Indonesia. Kalau mau bikin sendiri ya berarti satu hari satu macam saja. Tidak bisa makan kue lapis dan kolak serta mie pecal di hari yang sama misalnya. Satu macam saja sudah membutuhkan waktu dan tidak bisa dihabiskan dalam sehari. Kemarin aku ada membuat ongol-ongol sagu nenas, padahal sedikit tapi tiga hari baru habis. Jadinya tetap kurma dan buah lain saja yang jadi teman setia untuk berbuka. Setelah sholat Maghrib barulah makan satu menu yang berat. Lupakan perpaduan mie pecal, sate kerang dan urap. Itu tidak akan pernah terjadi. Hihi.

Sagu nenas dalam jar.

Dari sepekan pertama Ramadhan, hanya ada dua hari yang cerah. Sisanya matahari tidak kelihatan. Walaupun durasi puasa lebih singkat dibanding tahun kemarin, puasa tahun ini bisa dibilang lebih berat ketimbang tahun kemarin karena cuaca ekstrim yang tidak stabil. Tapi Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah, tidak terasa hari ini sudah memasuki puasa ke sembilan saja. Semoga Allah terus menolong kita untuk kuat dan banyak beramal sholeh di bulan yang penuh berkah ini. Aamiin.