wood

16. Monday

Minimalisme dan Zuhud

Saat ini kayaknya trend hidup minimalis semakin digemari. Trend ini dipopulerkan oleh orang-orang Jepang. Dengan kondisi geografis negara yang sering diterjang tsunami, mereka akhirnya berpikir kalau memiliki banyak barang ternyata menyulitkan. Jadilah mereka hidup dengan barang sedikit mungkin. Memiliki sedikit barang berarti bijak dalam membeli. Gaya hidup minimalis juga dipercaya bisa membuat hidup lebih bermakna karena uang dan waktu yang kita punya bisa kita gunakan untuk hal yang lebih berguna dan bermakna dalam hidup.

Dulu, aku tipe orang yang bertolak belakang dengan minimalis. Suka mengumpulkan barang-barang dari A sampai Z. Ada barang yang lucu sedikit saja, langsung dibeli. Bungkud atau kotak kemasan yang menarik, aku simpan. Barang-barang yang bersifat kenangan dari keluarga atau teman juga aku koleksi. Suatu waktu, saat aku harus pindah rumah, baru aku menyadari ternyata semua barang itu menjadi beban. Benda-benda yang aku simpan dan koleksi yang aku pikir suatu saat akan berguna itu hanya sedikit yang aku pakai.

Pengalaman lebih ekstrim lagi saat aku hendak berangkat ke Jerman. Bayangkan, dari semua barang yang aku punya, aku harus memilih 30kg saja untuk dimiliki dan dibawa ke Jerman. Kalau pakaian dan hal lain aku tidak terlalu sedih. Tapi soal koleksi buku dan koleksi peralatan dapur... Huahh.. Susahh sekalii.

Koleksi peralatan dapurku dulu.

Aku berpikir lamabdan hati-hati kepada siapa koleksi buku dan peralatan dapurku akan kuberikan. Membutuhkan saja tidak cukup untuk jadi kandidat si penerima tetapi juga orang yang aku rasa menghargai barang dan tahu cara menjaganya.. Hihi.

Yaa Allah, ternyata aku jauh dari zuhud. Padahal Rasulullah bersabda" Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu. " (HR. Ibnu Majah)Dari buku dan artikel yang aku baca, secara ringkas zuhud berarti tidak terlalu bangga dengan bertambahnya harta dan tidak terlalu bersedih dengan harta yang berkurang. Sementara aku? Kehilangan buku dan piring saja sudah sedih. Huhu.

Lantas, apakah zuhud berarti menjadi miskin dan meninggalkan harta? Dari berbagai pendapat ulama dan buku-buku yang aku baca, zuhud itu tidak berarti menjadi miskin dan malas bekerja. Justru punya harta yang cukup, tidak sombong dan memanfaatkan harta itu untuk akhirat, itulah zuhud yang utama.

Sedangkan zuhud dan minimalis? Menurut aku mirip tapi tidak sama. Kalau dalam hidup minimalis misalnya, kita disarankan memiliki sedikit buku. Dengan zuhud, kita bisa punya banyak buku (yang bermanfaat), tetapi buku yang banyak tadi tidak membuat kita sombong dan kita bisa meminjamkannya ke orang lain supaya bermanfaat untuk akhirat kita juga. Dan suatu saat, jika buku-buku itu hilang, kita tidak akan begitu sedih. Begitu sih yang kira-kira aku tangkap. Akankah lebih baik kalau kita menggabungkan keduanya sambil mengharapkan pahala.

Kembali ke barang 30kg tadi. Apa aja yang aku sisakan dari yang aku punya untuk dibawa ke Jerman? Lima pasang gamis, jilbab dan cadar, beberapa buku hadits dan buku langka, satu piring, dua mug dan satu spatula. 😊

Buku yang masih aku simpan.