wood

14. Sunday

Cerita Resep 2: Sponge Cake Jeruk Gluten Free

Hari-hari di Jerman semakin beku tetapi langit semakin membiru. Suhu bisa mencapai minus dua puluh derajat namun anehnya matahari bersinar cerah, membuat salju berkilauan. Indah yang menjebak, menurutku. Suasana yang membuatku ingin berlama-lama berada di luar tetapi akhirnya aku harus undur diri saat tubuhku protes kedinginan walaupun sudah memakai jaket paling hangat. Jika sudah begini, maka aku bisa menatap dari jendela saja indahnya salju yang berkilauan ditimpa cahaya matahari. Sampai tubuhku bisa menyesuaikan diri lagi dengan hawa yang lebih dingin.

Untuk mengimbangi suasana cerah di luar, maka kemarin aku membuat sponge cake jeruk. Kebetulan di keranjang buah masih ada beberapa jeruk yang belum kami habiskan. Sebenarnya rencana membuat sponge cake jeruk ini terlintas saat aku membaca blognya si Kakak Kucing, begitu aku memanggil salah satu junioranku saat di kampus yang sampai sekarang kami masih dekat. Blognya namanya zaujatuery.blogspot.com. Di blognya dia ada mentautkan link dari mbak Hesty, foodblogger yang juga dulu resep-resepnya sering kucoba juga. Kubuka lagi blog mbak Hesty yang sekarang sepertinya sudah tidak aktif lagi. Aku pun menemukan resep sponge cake jeruk. Hanya saja aku ganti tepungnya dari terigu menjadi campuran tepung almond dan tepung beras supaya gluten free.

Aku menimbang dan menyiapkan semua bahan terlebih dahulu. Seratus gram tepung terigu dari resep mbak Hesty menjadi lima puluh gram tepung beras dan lima puluh gram tepung almond. Jika tidak ada tepung almond, bisa menggunakan tepung beras semuanya. Lalu ada empat puluh mili susu cair, enam puluh mili minyak dan tujuh puluh mili jus jeruk yang kuperas dari satu buah jeruk. Mbak Hesty menggunakan sirup jeruk dan aku menggantinya dengan jus jeruk saja. Sebelum memeras jusnya, kulit luarnya aku kerok hati-hati dengan pisau agar bagian putihnya yang membuat pahit tidak terikut. Setelah itu aku menimbang gula pasir sebanyak sembilan puluh gram.

Setelah menimbang dan menyisihkan semua bahan tadi, aku mencuci telur. Karena aku menggunakan telur ayam kampung yang ukurannya tidak rata, ada yg besar dan ada yang kecil, jadi aku menggunakan tujuh telur dari yang seharusnya enam telur. Setelah kucuci, telur-telur itu kukeringkan dengan lap bersih, baru kemudian dipisahkan bagian kuning dan putihnya.

Bagian kuning aku campur dengan susu, minyak, tepung, jus jeruk dan kulit jeruk. Tidak lupa garam dan vanilli agar tidak amis. Dengan whisk aku aduk semuanya sampai tidak ada yang bergerindil. Sementara bagian putihnya dikocok terpisah dengan gula pasir halus dan sedikit perasaan lemon. Aku mematikan mixer saat putih telur sudah softpeak. Tidak perlu sampai kaku karena nanti akan sulit diaduk dengan campuran bahan kuning telur. Kemudian aku menyalakan oven dan memutar knobnya ke angka seratus sembilan puluh derajat Celsius.

Aku mencampur bagian putih telur dengan campuran bahan kuning telur tadi dengan teknik lipat balik. Bagian putih telur kumasukkan bertahap tiga kali agar campurannya merata sempurna. Kemudian adonan yang sudah tercampur rata kumasukkan ke dalam dua loyang kecil. Ada sedikit sisa nanti kupanggang saja supaya seperti souffle pancake.

Dua loyang yang berisi adonan tadi kumasukkan ke dalam loyang persegi dan kuisi dengan sedikit air (teknik au bain marie) . Baru kemudian kumasukkan ke dalam oven yang telah panas. Sepuluh menit kemudian, suhu oven kuturunkan menjadi seratus empat puluh lima derajat. Di resep kulihat lama memanggang sekitar satu setengah jam. Tapi karena loyang yang kupakai kecil, maka lama memanggang setelah suhu oven diturunkan kupersingkat menjadi empat puluh lima menit saja.

Selama menunggu kue matang, aku pun mulai memanaskan pan untuk membuat souffle pancake dari adonan yang tersisa. Entah apa yang kupikirkan, setelah menuang adonan pancake aku malah membaca buku. Alhasil, pancake itu pun gosong. Aku kira masih bisa diselamatkan ternyata setelah kucicipi pancakenya pahit. Huhu. Pelajaran, jangan membaca buku di sela-sela memasak (tapi sepertinya bakal kuulangi lagi).

Untungnya sponge cake jeruknya berhasil matang dengan sempurna. Alhamdulillah. Wangi jeruk menyebar ke seluruh ruangan. Warnanya juga cerah menggugah selera. Di blog mbak Hesty dia menikmati sponge cakenya dengan selai jeruk. Sementara aku malas membuat selai jeruk lagi. Jadi kami menikmatinya dengan potongan jeruk saja. Semua jenis jeruk bisa digunakan untuk resep ini. Aku jadi terbayang jeruk-jeruk yang dijual di pinggir jalan di Medan tiap kali musim jeruk tiba. Murah meriah dan aku bisa menghabiskan berkilo-kilo jeruk.

Sponge cake yang ringan membuat kami melahapnya dengan cepat. Rasanya tidak terlalu manis dan segar dari jeruknya juga terasa. Kami menikmatinya dengan teh hangat. Dua loyang habis di hari yang sama sampai kami tidak makan malam yang lain lagi.