wood

07. Tuesday

Kilauan Currant

Musim panas adalah musimnya para berry. Mereka bergerombol di semak-semak kebun dan hutan. Salah satunya adalah currant. Aku tidak mengetahui terjemahan dari currant ini apa. Maka kutulis saja di sini currant. Di kebun kami ada tiga semak currant merah (red currant) dan satu semak currant hitam (black currant). Sayangnya tahun ini jumlah currant hitamnya hanya sedikit.

Red currant (Ribes rubrum) yang dalam bahasa Jerman disebut Die Rote Johannisbeere ternyata masih satu keluarga dengan gooseberry. Tinggi maksimalnya dua meter. Rasa currant merah ini asam manis segar tetapi dominan asam. Walaupun buahnya super kecil ternyata mengandung banyak sekali antioxidant. Ya, dari warnanya sudah terlihat bahwa currant merah ini banyak sekali mengandung nutrisi. Vitamin C, potassium, iron dan magnesium.

Currant merah yang berkilauan di semak-semak seperti permata tentu saja mengundang untuk dipetik. Tetapi aku tidak memetik semuanya, melainkan kusisakan sebagian untuk dimakan burung-burung. Selain dimakan begitu saja dan dijadikan topping, currant merah ini bisa dijadikan sirup, selai, jelly. Atau dipanggang bersama kue bahkan disajikan sebagai salad. Di beberapa daerah, currant dimakan dengan daging domba panggang. Jika buahnya berlimpah bisa juga dikeringkan atau disimpan dalam freezer untuk simpanan musim dingin. Freezer kami sudah cukup penuh dengan stroberri dan raspberri dan rencananya akan kutambahkan arbei nanti, jadi currant merah tidak kubekukan.

Aku mencoba membuat klepon dengan sari jus currant merah ini dan rasanya enak. Juga kujadikan hiasan di atas bubur sumsum. Buah-buahan yang tersedia di musim panas ini sangat penting untuk tubuh agar siap menghadapi musim dingin nanti. Tidak seperti stroberi dan cherry yang harganya murah saat musimnya tiba, currant merah ini tergolong mahal. Aku pernah melihatnya di supermarket, sekitar €7an untuk 250 gram. Berarti sekilonya hampir €30. Alhamdulillah kami tidak perlu membeli.

Saat kilauan currant merah ini tidak terlihat lagi di semak-semak, maka itu berarti musim panas akan segera berakhir.