wood

03. Sunday

Menulis Lagi di Hari Kelabu

Langit masih abu-abu di kota ini. Kalau suami bilang, ini adalah jenis musim dingin yang tidak akan kita lihat di foto-foto postcard atau kalender. Memang, sebelum tinggal di sini musim dingin yang kubayangkan adalah hari-hari penuh salju. Ternyata salju tebal itu tidak ada setiap hari. Musim dingin yang sebenarnya didominasi hari-hari kelabu tanpa salju dengan tanah becek dan licin. Setidaknya itu kenyataan beberapa tahun belakangan ini. Suamiku bilang sepanjang ingatnya, dulu musim dingin memang identik dengan salju. Bulan Desember dan Januari tidak pernah "sehangat" ini. Huh, tahu apa dirimu tentang hangat, begitu selalu candaku setiap dia menyebut hangat di musim dingin. Ya ya. Minus lima derajat celcius itu hangat.🥶

Cuaca yang mendung seperti ini membuatku lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah, dekat-dekat dengan oven penghangat, tidak di kebun seperti kalau hari sedang cerah. Sebenarnya sudah ada heater listrik juga di rumah ini, tapi untuk gadis tropikal sepertiku itu belum cukup membuatku hangat. Aku butuh setidaknya minimal dua puluh tiga derajat celcius. Tiba-tiba aku teringat akan nasib blogku yang sudah lama kutelantarkan. Terakhir kali aku menngisi blogku itu setengah tahun yang lalu. Subhanallah. Begitu cepat waktu berlalu. Memang selama setengah tahun ini aku sangat berusaha menghindari gadget. Dan hasilnya memang sangat positif. Aku tidak mudah stress seperti dulu. Hidup jadi jauh dari keinginan untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Jauh dari berita-berita yang membuat sakit kepala. Dan lain-lain. Kembali lagi soal blogku tadi, inilah akhirnya yang kutulis hari ini. Sangat jauh dari berkualitas. Hehe. Tapi yah, namanya juga blog semi diary book.

Kadang-kadang ketika ingin menulis, aku menemukan beberapa kendala yang akhirnya membuatku berhenti menulis. Salah satunya adalah sulitnya menulis tentang kejadian sehari-hari tanpa aku harus menyebut aib seseorang atau mengulik masa lalu. Memang aku tidak akan pernah menyebut nama, tetapi ketakutanku mengatakan bahwa yang membaca tetap akan tau. Hei, Yolanda, ingat, apa yang kamu tulis akan dimintai pertanggungjawabannya. Begitulah sehingga aku berpikir berkali-kali sebelum aku mengisi blogku.

Hari-hari kelabu sepertinya masih panjang. Sebelum aku mengabaikan blog ini lagi sepertinya aku akan menuliskan apa-apa saja yang kulakukan sepanjang musim panas dan musim gugur kemarin. Rencananya....

View abu-abu dari salah satu jendela di rumah.